“I’m not a genius, I’m just curious.” Sepenggal kalimat dari si Jenius, Albert Einstein, merupakan gambaran yang sangat cocok untuk penulis-penulis hebat yang akan lahir dari workshop “Mengasah Literasi Melalui Cerita Pendek” pada Kamis, 19 Oktober 2023, di SMKN 2 Purbalingga.
Workshop yang diadakan di Indoor SMKN 2 Purbalingga ini, diikuti oleh 100 peserta dari kelas 10 hingga kelas 12. Workshop tersebut mengundang narasumber Pak Indra Gunawan, S.I.P, M.I.P sebagai Direktur CV. SIP Publishing. Workshop tersebut bertujuan untuk melatih anak-anak sebagai peserta workshop untuk menulis cerpen yang dimulai dengan menyelesaikan bahan cerpennya pada hari saat itu juga. Berikut kisah dan langkah-langkahnya.
Kegiatan dimulai pada pukul 09.00 WIB dan dibuka dengan narasi monolog oleh Pak Fajar Dwi Pamuji, S.Pt selaku MC pada acara tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Pak Satyawan Umar Hadi, S.Pd sebagai WKS Kurikulum. Sambutan dari pak Satyawan sempat menjelaskan ringkasan video yang ditonton bersama-sama sebelum workshop dimulai.
Pak Satyawan mengatakan, “Kita semua pasti pernah mengalami waktu di kelas, waktu kita nongkrong, waktu kita ngobrol dengan teman-teman dan membahas sesuatu, pasti ada satu orang yang sangat percaya diri dengan apa yang dikatakannya, saat membahas apapun pasti dia berkomentar dengan vokal. Tapi ketika kita cek apa yang dikatakannya, ternyata hampir semua yang dikatakannya adalah tanpa data yang benar. Tapi yang membuat aneh, kita yang tidak tahu soal hal itu menjadi percaya karena orang yang bicara terlihat yakin dengan apa yang dikatakannya. Dia sangat percaya diri berbicara tanpa data yang benar, alias sok tahu. Nah, kata terakhir adalah tong kosong nyaring bunyinya”.
Nah, dari pernyataan tadi, bagaimana tong itu supaya tidak kosong? Ya perlu diisi dengan ilmu, salah satu cara mengisinya adalah menulis. Karena dengan menulis secara otomatis kita bisa belajar ilmu-ilmu yang lainnya.
Setelah sambutan dari Pak Satyawan, dilanjutkan dengan acara inti workshop menulis. Diawali dengan pembacaan CV pak Indra Gunawan, S.I.P, M.A.P arti gelar pak Indra sendiri yaitu, S.I.P (Sarjana Ilmu Pemerintahan) dan M.A.P (Magister Administrasi Publik). Pernah menjadi Tenaga Kerja tertinggal dan transmigrasi hingga 01 September 2023. Kemudian menjadi Owner SIP Publishing sejak tahun 2014, yang memiliki jumlah karyawan tetap 13 orang, karyawan kontrak lebih dari 25 orang. Sudah lebih dari 2200 judul buku yang diterbitkan. Saat ini telah menjadi anggota IKI.
Pak Indra Gunawan mengambil studi S1 di UGM Yogyakarta, dan S2 di Unsoed, Purwokerto. Beliau merupakan seorang penulis, novel dan beberapa cerpennya telah diterbitkan. Selain penulis, beliau juga senang bermusik, single pertama yang dirilis pada tahun 2013. Album pertama bertajuk Renjanaku dirilis tahun 2020.
Pak Indra Gunawan mengawali workshop dengan game sederhana selama beberapa menit yang mencairkan suasana. Kemudian, Pak Indra Gunawan mulai membahas materi workshop pada hari itu. Beliau sempat mengutip kata-kata dari penulis Dee Lestari yang isinya; tidak ada tulisan yang sempurna, yang ada hanya tulisan yang selesai dan tidak selesai.
“Sebuah karya jika kita bisa menyelesaikannya itu adalah sebuah prestasi. Jadi temen-temen nanti ketika menulis yang penting selesai dulu, kalau nanti bagus atau tidak itu adalah proses.” Ucap pak Indra.
Lantas, beliau menanyakan tentang motivasi setiap anak untuk menulis, sebab katanya motivasi itu seperti bahan bakar untuk menulis. Apalagi jika motivasi menulis adalah sesuatu yang benar-benar menyemangati kita untuk menulis, semakin kuat motivasi itu maka semakin mudah bagi kita untuk menghasilkan sebuah karya. Banyak sekali platform-platform yang bisa kita gunakan untuk memperkaya kemampuan menulis kita, bahkan termasuk platform berbayar, agar kita bisa menghasilkan pendapatan dari tulisan tersebut. SIP Publishing sendiri juga memiliki platform menulis berbayar yang dapat kita gunakan untuk melatih kemampuan dan juga mendapat penghasilan.
Setelah menjelaskan pentingnya motivasi menulis, pak Indra lantas menceritakan tentang bagaimana kisahnya yang dulunya mengalami halangan dalam menulis seperti kesulitan media atau alat untuk menulis. Meski begitu, beliau tetap menulis hingga pada akhirnya mampu menerbitkan buku pertamanya yang berjudul Cinta Naik Tangga.
Di sini, pak Indra mulai menjelaskan beberapa tips menulis, yaitu :
- Banyak membaca, untuk membuat cerpen minimal harus membaca 40 cerpen.
- Mencari teknik penulisan
- Ikut komunitas menulis.
Beliau lantas menyebutkan bahwa, dalam menulis ada poin penting yang harus diperhatikan, yaitu :
- Jangan sekali-kali plagiat seperti menggunakan chatGPT untuk membuat cerpen atau meng-copy paste dari media sosial lain.
- Gunakan karya orisinil kita. Hargai referensi buku atau jurnal penelitian dari peneliti terdahulu dengan mencantumkam sumbernya. Jangan dicopy-paste kemudian di klaim tulisan kita.
- Akan ada kepuasan dan kebanggaan tersendiri jika itu adalah karya kita.
Pak Indra juga menjelaskan tentang 6 dasar kemampuan literasi, yang kata beliau, “6 dasar literasi ini harus dimiliki kalau kita ingin hidup sukses dan bahagia.” 6 dasar literasi tersebut yaitu :
- Literasi Baca tulis
- Literasi Numerasi
- Literasi Sains
- Literasi Digital
- Literasi Financial
- Literasi Budaya
Setelah menjelaskan tentang 6 dasar kemampuan literasi, Pak Indra langsung mengarahkan pada proses pembuatan cerpen. Pertama-tama, beliau memberikan satu contoh gambar dan kemudian meminta anak-anak yang hadir mencari ide dari gambar tersebut dan merangkainya dalam satu kalimat. Sumber ide cerita itu ada 4; Pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, keadaan di sekitar dan imajinasi.
Beliau kemudian menyebutkan langkah-langkah membuat cerpen dan meminta peserta untuk membuat rangkaian atau struktur cerpen saat itu juga dengan batasan waktu seperti yang diajarkan, yaitu :
- Membaca 40 cerpen (modal awal setiap peserta)
- Tentukan ide cerita, sebelum menentukan ide cerita, tentukan dulu sumber ide cerita.
- Tentukan alur cerita (alur maju, mundur atau campuran) selama 2 menit.
- Tentukan tokoh dan penokohan, selama 5 menit. Di fase ini, Pak Indra sempat menjelaskan bahwa saat menuliskan cerita, usahakan untuk tidak menyebutkan karakter tokoh tersebut secara gamblang, sebab hal seperti ini masuk ke dalam jenis telling dan dapat membunuh imajinasi pembaca. Melainkan, gunakanlah penjelasan-penjelasan yang menunjukkan karakter atau situasi tokoh, hal ini disebut showing yang dapat membuat pembaca dapat berimajinasi sendiri dan merasakan setiap cerita dengan caranya sendiri.
- Pilihlah latar/setting, selama 5 menit. Latar atau setting sendiri dibedakan menjadi; latar waktu, latar tempat dan latar suasana. Untuk membuat cerpen gunakan latar waktu dan tempat yang tidak terlalu panjang atau banyak.
- Buatlah peta cerita, selama 5 menit. Peta cerita sendiri berisi ringkasan cerita dari awal hingga akhir.
- Kembangkan peta cerita dan edit. Proses ini adalah permulaan bagi peserta mulai menuliskan peta cerita menjadi cerpen seutuhnya. Lalu endapkan ceritanya selama satu hari sebelum mulai mengeditnya lalu endapkan lagi sebelum mengirimkan cerpen.
Setelah pak Indra Gunawan sudah menerangkan tips, poin penting dan langkah-langkah membuat cerpen. Bu Esti Setio Asih, S.Pd lantas meminta peserta membuat cerpen dengan memilih salah satu dari beberapa tema, yaitu; Generasi Hebat, Toleransi, Cinta dan persahabatan. Seperti ketentuan yang telah disebutkan di pamflet.
Penulis :
Dayla dan Anisa
Hi, this is a comment.
To get started with moderating, editing, and deleting comments, please visit the Comments screen in the dashboard.
Commenter avatars come from Gravatar.
I’ve had some incredible conversations on omegle’. It’s a unique way to explore different perspectives and ideas.
Thanks for posting. I really enjoyed reading it, especially because it addressed my problem. It helped me a lot and I hope it will help others too.
Thank you for sharing this article with me. It helped me a lot and I love it.