Teknologi digital sedang berkembang dengan pesat. Banyak sekali perubahan pada komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Perlu kita syukuri banyak kemudahan yang didapatkan dari adanya teknologi tersebut, namun kita perlu tetap waspada pada dampak negatifnya.

Bagi generasi z mungkin belum sadar dengan perubahan yang ke arah negatif dari teknologi. Berbeda dengan generasi sebelum-sebelumnya yang pernah merasakan kondisi sebelum teknologi seperti hari ini muncul. Kehidupan yang hangat lebih terasa paling tidak 15-20 tahun lalu bagi mereka generasi terdahulu. Karena pada saat itu mereka lebih banyak berkomunikasi langsung, saling menyapa, banyak waktu berkumpul langsung, menjunjung tinggi unggah-ungguh, menghormati yang lebih tua dan menghargai yang lebih muda. Hal tersebut karena mereka tidak terpapar oleh informasi/ pemikiran dan contoh-contoh tidak baik/ tidak sesuai budaya nusantara dari media sosial.

Sudah banyak contoh seperti pada poster di atas yang menjelaskan dampak negatif dari medsos dan game saat ini. Tentu hal tersebut menjadi sebuah masalah yang perlu solusi untuk perbaikan. Sebelum membahas solusi, penulis menyampaikan bahwa maslah tersebut bukan berarti adalah salah dari generasi z saat ini. Karena bisa jadi generasi sebelumnya pun jika disuguhi teknologi yang sama dengan kemampuan yang sama akan mengalami masalah yang sama. Sehingga masalah ini menurut penulis berasal dari komitmen dasar kita dalam menggunakan teknologi tersebut yang kurang baik.

Komitmen dasar kita akan menentukan kebijakan kita dalam menggunakan sosmed dan game. Pertama, kita perlu sepakat bahwa game dan media sosial memiliki sifat adiktif atau candu. Siapapun yang memainkannya dalam waktu yang cukup lama maka kedepannya merasa sangat perlu untuk melakukannya kembali.

Kedua, kita perlu sepakat bahwa media sosial dan game ada dampak positif dan negatif. Sebagai orang yang bijak maka kita sangat perlu untuk mengambil sisi positifnya. Contohnya sosial media untuk mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat, mendapatkan kabar keluarga/ teman yang jauh, berbagi kebaikan yang bermanfaat. Sementara game bisa menjadi positif jika untuk media pembelajaran, untuk melatih otak, untuk hiburan sebentar. Selain daripada hal-hal tersebut mungkin bisa ditinggalkan, penulis yakin pembaca bisa untuk menyaring mana yang positif dan negatif.

Ketiga, kita perlu sadar bahwa kita hidup di dunia nyata, bukan di dunia maya. Kita sering menjumpai banyak orang sedang berkumpul atau bertemu namun salah satu atau semuanya lebih sibuk dengan handphone-nya masing-masing. Padahal yang dilihatnya hanya story orang lain atau artis kesayangannya di medsos atau membalas chatting yang sebenarnya bisa ditunda. Hal tersebut tidaklah etis dalam komunikasi, akan berdampak lebih buruk pada generasi selanjutnya jika hal tersebut terus berlanjut. Sehingga kita perlu kembali ke dunia nyata yang ada di hadapan kita bukan layar HP masing-masing.

Keempat, kita perlu memikirkan perasaan orang lain sebelum memposting atau berkomentar. Jika bisa kita perlu memposisikan diri sebagai pembacanya atau yang dikomentari. Karena banyak sekali komentar negatif dan tidak berkualitas yang muncul pada postingan yang beredar. Seakan menjadi luruh unggah-ungguh yang ada di dunia nyata jika berada di dunia maya. Hal tersebut jelas akan membuat generasi selanjutnya tidak mengenal sama sekali dengan unggah-ungguh dunia nyata jika terus berlanjut.

Pada akhirnya, kita bukan lagi menghadapi dampak negatif media sosial dan game yang hanya sementara. Tetapi dampak selamanya tanpa akhir yang tergantung dari jawaban mengapa kita menggunakannya semasa hidup di dunia.

Penulis : Fajar Dwi Pamuji

One thought on “Media Sosial dan Game Menjadi Pisau Bermata Dua”
  1. 𝙈𝙚𝙣𝙘𝙪𝙘𝙞 𝙋𝙖𝙠𝙖𝙞𝙖𝙣 𝘿𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙈𝙚𝙨𝙞𝙣 𝘾𝙪𝙘𝙞
    1. 𝙈𝙖𝙨𝙪𝙠𝙠𝙖𝙣 𝙥𝙖𝙠𝙖𝙞𝙖𝙣 𝙠𝙤𝙩𝙤𝙧 𝙙𝙖𝙣 𝙙𝙚𝙩𝙚𝙧𝙜𝙚𝙣 𝙠𝙚 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙩𝙖𝙗𝙪𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙨𝙞𝙣 𝙘𝙪𝙘𝙞.

    2. 𝙄𝙨𝙞 𝙩𝙖𝙗𝙪𝙣𝙜 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙖𝙞𝙧 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙪𝙝𝙪 𝙨𝙚𝙨𝙪𝙖𝙞 𝙠𝙚𝙗𝙪𝙩𝙪𝙝𝙖𝙣. 𝙐𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙢𝙚𝙣𝙚𝙣𝙩𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙫𝙤𝙡𝙪𝙢𝙚 𝙖𝙞𝙧 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙚𝙨𝙪𝙖𝙞, 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙖𝙘𝙪𝙡𝙖𝙝 𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙗𝙪𝙠𝙪 𝙢𝙖𝙣𝙪𝙖𝙡 𝙢𝙚𝙨𝙞𝙣 𝙘𝙪𝙘𝙞.

    3. 𝙅𝙖𝙡𝙖𝙣𝙠𝙖𝙣 𝙨𝙞𝙠𝙡𝙪𝙨 𝙥𝙚𝙣𝙘𝙪𝙘𝙞𝙖𝙣. 𝙎𝙚𝙢𝙖𝙠𝙞𝙣 𝙗𝙖𝙣𝙮𝙖𝙠 𝙢𝙪𝙖𝙩𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙨𝙞𝙣 𝙘𝙪𝙘𝙞, 𝙨𝙚𝙢𝙖𝙠𝙞𝙣 𝙥𝙖𝙣𝙟𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙪𝙡𝙖 𝙬𝙖𝙠𝙩𝙪 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙞𝙥𝙚𝙧𝙡𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙢𝙚𝙣𝙘𝙪𝙘𝙞𝙣𝙮𝙖.

    4. 𝙎𝙚𝙩𝙚𝙡𝙖𝙝 𝙨𝙞𝙠𝙡𝙪𝙨 𝙥𝙚𝙣𝙘𝙪𝙘𝙞𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙡𝙚𝙨𝙖𝙞, 𝙠𝙚𝙡𝙪𝙖𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙖𝙞𝙧 𝙢𝙚𝙡𝙖𝙡𝙪𝙞 𝙨𝙚𝙡𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙞 𝙗𝙖𝙜𝙞𝙖𝙣 𝙗𝙚𝙡𝙖𝙠𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙨𝙞𝙣.

    5. 𝙄𝙨𝙞 𝙠𝙚𝙢𝙗𝙖𝙡𝙞 𝙩𝙖𝙗𝙪𝙣𝙜𝙣𝙮𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙖𝙞𝙧 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙞𝙝, 𝙡𝙖𝙡𝙪 𝙟𝙖𝙡𝙖𝙣𝙠𝙖𝙣 𝙨𝙞𝙠𝙡𝙪𝙨 𝙥𝙚𝙢𝙗𝙞𝙡𝙖𝙨𝙖𝙣.

    6. 𝙎𝙚𝙩𝙚𝙡𝙖𝙝 𝙨𝙞𝙠𝙡𝙪𝙨 𝙥𝙚𝙢𝙗𝙞𝙡𝙖𝙨𝙖𝙣, 𝙥𝙖𝙠𝙖𝙞𝙖𝙣 𝘼𝙣𝙙𝙖 𝙨𝙚𝙢𝙚𝙨𝙩𝙞𝙣𝙮𝙖 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙞𝙝.

    7. 𝙆𝙚𝙧𝙞𝙣𝙜𝙠𝙖𝙣 𝙥𝙖𝙠𝙖𝙞𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙜𝙪𝙣𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙨𝙞𝙣 𝙘𝙪𝙘𝙞

    7.1 𝙋𝙖𝙙𝙖 𝙢𝙚𝙨𝙞𝙣 𝙘𝙪𝙘𝙞 1 𝙩𝙖𝙗𝙪𝙣𝙜 𝙤𝙩𝙤𝙢𝙖𝙩𝙞𝙨, 𝙥𝙞𝙡𝙞𝙝 𝙩𝙤𝙢𝙗𝙤𝙡 𝙥𝙚𝙣𝙜𝙚𝙧𝙞𝙣𝙜 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙚𝙧𝙞𝙣𝙜𝙠𝙖𝙣 𝙥𝙖𝙠𝙖𝙞𝙖𝙣

    7.2 𝙋𝙖𝙙𝙖 𝙢𝙚𝙨𝙞𝙣 𝙘𝙪𝙘𝙞 2 𝙩𝙖𝙗𝙪𝙣𝙜, 𝙥𝙞𝙣𝙙𝙖𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙘𝙪𝙘𝙞𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙙𝙧𝙪𝙢 𝙥𝙚𝙣𝙘𝙪𝙘𝙞𝙖𝙣 𝙠𝙚 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙙𝙧𝙪𝙢 𝙨𝙚𝙗𝙚𝙡𝙖𝙝𝙣𝙮𝙖 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙪𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙞𝙨𝙖-𝙨𝙞𝙨𝙖 𝙖𝙞𝙧 𝙗𝙚𝙧𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝𝙖𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙚𝙧𝙨𝙚𝙧𝙖𝙥 𝙠𝙖𝙞𝙣.

    8. 𝙅𝙞𝙠𝙖 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙨𝙚𝙡𝙚𝙨𝙖𝙞, 𝙨𝙚𝙜𝙚𝙧𝙖 𝙠𝙚𝙡𝙪𝙖𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙘𝙪𝙘𝙞𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙢𝙚𝙨𝙞𝙣 𝙘𝙪𝙘𝙞 𝙙𝙖𝙣 𝙜𝙖𝙣𝙩𝙪𝙣𝙜 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙚𝙧𝙞𝙣𝙜𝙠𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *